KataSansekerta pranayama berasal dari akar prana ("Bergerak" atau "bernafas sebagainya") dan ayama ("Peregangan," "memperpanjang," "menahan," atau "berkembang dalam ruang dan waktu"). Dengan demikian, pranayama mengatasi keterbatasan, memperluas energi, dan meningkatkan kepekaan terhadap getaran dan dimensi yang lebih tinggi.

1 Awali latihan mencari posisi duduk yang nyaman atau berbaring. Sebelum berlatih pranayama, persiapkan diri dengan duduk bersila di lantai sambil menegakkan tubuh dan menarik bahu ke belakang. Jika terasa kurang nyaman, duduklah di balok yoga atau di kursi sambil menjejakkan telapak kaki di lantai. Anda juga boleh berbaring telentang di lantai beralaskan matras yoga atau selimut.[2] Jika Anda berlatih sambil duduk, bayangkan tulang duduk bagian paling bawah tulang panggul yang terasa di bokong saat Anda menduduki jemari tangan menyatu dengan lantai atau tempat duduk. Jika Anda berbaring, bayangkan seluruh sisi belakang tubuh terbenam ke permukaan bumi. Imajinasi tersebut membuat Anda mengalami ketenangan secara fisik dan mental sehingga mampu berfokus hanya pada napas.[3] 2Letakkan telapak tangan kiri di perut dan telapak tangan kanan di dada. Letakkan telapak tangan kiri di perut sedikit di bawah pusar dan telapak tangan di dada 3-4 cm di bawah tulang selangka. Anda cukup meletakkan telapak tangan dengan santai tanpa ditekan.[4] 3 Tarik napas melalui hidung lalu alirkan udara sambil mengembangkan perut bawah, perut atas, dan dada. Saat menarik napas, gunakan telapak tangan untuk merasakan diafragma teregang sehingga perut bawah mengembang. Kemudian, rasakan perut atas mengembang karena paru-paru terisi udara. Terakhir, rasakan rongga dada mengembang. Amati otot perut dan dada bergerak naik selama Anda menarik napas.[5] Agar lebih mudah, tarik napas sambil memvisualisasikan setiap bagian tubuh perut bawah, perut atas, dada mengembang satu per satu. 4 Buang napas sambil mengembuskan udara melalui hidung dimulai dari dada, perut atas, lalu perut bawah. Selama membuang napas, biarkan tulang selangka turun perlahan-lahan dan kembali rileks diikuti perut atas dan perut bawah. Sama dengan langkah di atas, gunakan telapak tangan untuk merasakan perubahan yang terjadi saat setiap bagian tubuh mengempis perlahan-lahan.[6] Agar Anda menarik dan membuang napas dengan durasi yang sama, tarik napas selama 4 hitungan dan buang napas selama 4 hitungan.[7] 5 Berlatihlah menarik dan membuang napas sesuai petunjuk di atas selama 3-5 menit. Teruslah bernapas selama 3-5 menit dengan menarik napas sambil mengembangkan perut bawah, perut atas, dada lalu buang napas sambil mengempiskan dada, perut atas, perut bawah. Jika pikiran teralihkan, biarkan berlalu dengan sendirinya, lalu fokuskan lagi perhatian pada napas.[8] Jika Anda tidak punya waktu untuk berlatih selama 3-5 menit, Anda tetap bisa melakukan dirga pranayam untuk mengurangi stres. Setiap bangun pagi atau saat menghadapi masalah, pejamkan mata sejenak untuk melakukan dirga pranayam beberapa putaran napas.[9] Iklan 1 Duduklah dengan postur tubuh yang nyaman. Persiapkan diri untuk berlatih dengan duduk bersila di lantai sambil menegakkan tubuh dan merilekskan bahu menjauhi telinga. Jika Anda merasa tidak nyaman duduk bersila di lantai, duduklah di balok yoga atau di kursi. Jika diperlukan, Anda boleh berbaring telentang di lantai. Bagi Anda yang belum pernah berlatih napas ujjayi, awali latihan dengan memosisikan tubuh senyaman mungkin agar Anda bisa berfokus pada napas, bukan pada tubuh. Setelah memahami pola dasar napas ujjayi, terapkan saat berlatih hatha yoga untuk meningkatkan energi, keseimbangan, dan kemampuan berkonsentrasi.[10] 2 Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung. Rapatkan bibir agar Anda menarik napas hanya melalui hidung. Tarik napas dalam-dalam lebih panjang daripada biasanya sampai paru-paru terisi penuh dengan udara. Saat menarik napas, arahkan udara ke sisi belakang tenggorok sehingga Anda seperti sedang mendesis.[11] Saat bernapas ujjayi, suara napas mirip bunyi ombak yang mengalir kembali ke tengah laut setelah ombak terhempas di pantai.[12] Tarik dan buang napas sambil berhitung untuk menentukan durasi napas. Meskipun Anda boleh bernapas sepanjang mungkin, mulailah berlatih dengan menarik napas selama 4-5 hitungan. Pastikan Anda menarik dan membuang napas sama panjang selama berlatih. 3 Buang napas perlahan-lahan melalui hidung sambil menyempitkan tenggorok. Buang napas melalui hidung sambil merapatkan bibir dan menyempitkan tenggorok seperti sedang berbisik, tetapi jangan terlalu sempit sehingga Anda tidak bisa bernapas. Sewaktu membuang napas, usahakan agar suara napas mirip bunyi gelombang laut yang sedang mengalir menuju pantai.[13] Jika Anda kesulitan mengeluarkan suara desiran ombak saat bernapas ujjayi, buka mulut lalu keluarkan suara "haaaaah" seperti ingin membuat cermin berkabut dengan menyemburkan udara dari mulut. Kemudian, rapatkan bibir lalu alirkan udara melalui rongga hidung sambil mengeluarkan suara yang sama. Banyak orang mengatakan bahwa suara napas ujjayi mirip suara Darth Vader dalam film Star Wars. Pastikan tarikan napas sama panjang dengan embusan napas. Selama berlatih, Anda perlu berhitung dalam hati agar tarikan dan embusan napas selalu sama panjang. 4 Lanjutkan berlatih dengan menarik dan membuang napas selama 5-8 menit. Jika sudah memahami caranya, Anda boleh berlatih lebih lama sampai 10 atau 15 menit. Jika Anda pusing atau sesak napas, segera berhenti berlatih lalu bernapaslah seperti biasa.[14] Napas ujjayi membantu Anda menenangkan diri apabila merasa gugup atau gelisah. Iklan 1 Mulailah berlatih dengan mencari posisi duduk yang nyaman lalu letakkan telapak tangan di paha. Anda boleh duduk bersila di lantai sambil menegakkan tubuh dan menarik bahu ke belakang. Jika terasa tidak nyaman, duduklah di balok yoga, bangku pendek, atau kursi. Pastikan Anda bisa duduk dengan punggung lurus sambil menarik bahu ke belakang agar tidak membungkuk.[15] Letakkan telapak tangan kiri di paha atau lutut kiri. Anda boleh menyatukan ujung jari telunjuk dan ibu jari kiri membentuk gestur "oke" jika terasa nyaman atau letakkan telapak tangan dalam posisi terbuka.[16] 2 Tutuplah lubang hidung kanan dengan ibu jari kanan. Sentuhkan ujung jari telunjuk dan jari tengah kanan di dahi di antara kedua alis atau tekuk kedua jari tersebut lalu sentuhkan buku jari telunjuk di bawah hidung.[17] Letakkan sisi dalam ibu jari kanan di lekukan cuping hidung tepat di ujung tulang hidung. Cara ini membuat saluran udara tertutup tanpa menekan cuping hidung kuat-kuat.[18] 3Tarik napas melalui lubang hidung kiri. Tarik napas perlahan-lahan dengan tenang dan teratur melalui lubang hidung kiri selama 4 atau 5 hitungan untuk memastikan Anda menarik dan membuang napas dengan durasi yang sama. Anda boleh bernapas lebih panjang jika sudah terbiasa melakukan pranayama.[19] 4 Tutup lubang hidung kiri dengan jari manis kanan. Setelah menarik napas selama 4 atau 5 hitungan, gunakan sisi dalam jari manis kanan untuk menutup lubang hidung kiri sehingga kedua lubang hidung tertutup rapat. Anda boleh menahan napas sejenak, tetapi jangan lebih dari 1 detik. Lepaskan ibu jari kanan dari lubang hidung kanan sehingga hanya lubang hidung kiri yang tertutup.[20] Jika Anda menyentuhkan buku jari telunjuk di bawah hidung, biasanya jari manis dan kelingking lebih mudah ditekuk. Pilihlah cara yang Anda sukai, tetapi berfokuslah pada napas, bukan pada jari tangan. 5 Buang napas dan tarik napas melalui lubang hidung kanan. Setelah membuang napas melalui lubang hidung kanan, tahan napas sejenak, lalu tarik napas melalui lubang hidung kanan tanpa mengubah posisi tangan. Pastikan Anda membuang napas sama panjang dengan tarikan napas. Untuk itu, biasakan bernapas sambil berhitung sampai 4 atau 5. 6Ubahlah posisi tangan untuk menutup lubang hidung kanan lalu buang napas melalui lubang hidung kiri. Tutup lubang hidung kanan dengan tekanan ringan, buka lubang hidung kiri, lalu buang napas perlahan-lahan melalui lubang hidung kiri selama 4 atau 5 hitungan. Saat ini, Anda sudah menyelesaikan 1 putaran nadi shodhana pranayam.[21] 7 Lakukan latihan ini 3-5 putaran napas sebelum kembali bernapas seperti biasa. Setiap putaran napas dimulai dengan menarik napas melalui lubang hidung kiri sesuai langkah yang dijelaskan di atas. Fokuskan pikiran pada aliran napas dan bunyi napas.[22] Agar tarikan dan embusan napas sama panjang, tetaplah berhitung sampai 4 atau 5 setiap menarik atau membuang napas. Iklan 1 Duduklah senyaman mungkin sambil bernapas dalam-dalam untuk menyiapkan diri. Cobalah duduk bersila di lantai. Jika tidak nyaman, duduklah di balok yoga atau di kursi. Selama berlatih, pastikan Anda duduk dengan tubuh tegak sambil menarik bahu ke belakang.[23] Latihan napas kapalabhati harus dilakukan sambil duduk, alih-alih berbaring.[24] Beberapa praktisi pranayama lebih suka memejamkan mata saat berlatih agar bisa berfokus pada napas. 2 Kontraksikan otot perut bawah agar Anda bisa mengembuskan napas pendek-pendek sambil mengentak. Sambil menarik otot perut ke dalam, keluarkan udara dari paru-paru dengan bernapas mengentak secara berkesinambungan. Sebaiknya Anda meletakkan telapak tangan di perut bawah untuk memastikan Anda mengaktifkan otot yang tepat saat membuang napas. Dinding perut seperti tersedot ke dalam dengan cepat setiap kali Anda mengentak.[25] Jangan menggunakan otot dada, bahu, leher, atau wajah saat berlatih napas kapalabhati.[26] Jika Anda kesulitan mengaktifkan otot perut bawah, tumpuklah kedua telapak tangan di perut bawah lalu tekan dengan lembut berulang-ulang, tetapi cepat.[27] 3 Lepaskan kontraksi otot perut bawah saat menarik napas agar Anda bisa bernapas seperti biasa. Setelah mengeluarkan udara dari paru-paru sambil mengontraksikan otot perut bawah, langsung rilekskan otot. Dengan demikian, Anda bisa bernapas normal untuk mengalirkan udara ke dalam paru-paru dan memulihkan diri setelah membuang napas sambil mengentak berulang-ulang. Bertolak belakang dengan cara membuang napas, tarikan napas dilakukan perlahan-lahan dengan tenang dan rileks.[28] Selama berlatih napas kapalabhati, tarik napas melalui hidung sambil merapatkan bibir. 4 Lakukan latihan ini 11 putaran napas sebelum kembali bernapas seperti biasa. Jika Anda baru mulai berlatih, aturlah irama napas dengan melakukan 1 putaran napas setiap 1-2 detik. Jika sudah sering berlatih, Anda boleh mempercepat irama napas menjadi 2 putaran napas per detik.[29] Jika Anda merasa mual, pusing, atau mengalami keram di pinggang saat berlatih kapalabhati, berhentilah berlatih dan bernapaslah seperti biasa selama 1-2 menit.[30] Biasanya, latihan ini terdiri dari 3 set masing-masing 11 putaran napas, tetapi tidak perlu sampai 3 set jika diperlukan.[31] Iklan 1 Duduklah bersimpuh di lantai. Sebelum duduk, letakkan bantal kecil, selimut yang dilipat, atau matras yoga sebagai alas. Jika terasa nyaman, silangkan kedua pergelangan kaki agar telapak kaki mengarah ke samping. Ubahlah posisi duduk apabila duduk bersimpuh tidak terasa nyaman.[32] Letakkan telapak tangan di lutut dengan jemari tangan mengarah ke samping.[33] 2 Tarik napas panjang melalui hidung. Tarik napas sepanjang mungkin melalui hidung sampai paru-paru tidak bisa diisi udara lagi. Saat menarik napas, tegakkan punggung dan kepala sambil menarik bahu ke belakang agar paru-paru mengembang semaksimal mungkin.[34] Tarik napas sambil memejamkan mata.[35] 3 Buka mulut lalu julurkan lidah ke bawah. Setelah menarik napas, buka mulut lebar-lebar seolah-olah Anda sedang diperiksa oleh dokter gigi. Julurkan lidah sambil mengarahkan ujung lidah ke bawah mendekati dagu.[36] Agar hasil latihan lebih maksimal, buka mata lebar-lebar lalu lihat ke atas begitu Anda membuka mulut.[37] 4 Buang napas perlahan-lahan melalui mulut. Alirkan udara melalui sisi belakang tenggorok sehingga terdengar suara "haaaaah" sambil membayangkan Anda ingin membuat cermin berkabut dengan mengembuskan udara dari mulut. Saat ini, Anda bisa merasakan kontraksi otot tenggorok bagian belakang.[38] Tekan telapak tangan ke paha selama Anda membuang napas.[39] 5 Lakukan latihan ini 2-3 kali. Oleh karena embusan napas saat berlatih napas simhasana bertujuan melepaskan energi negatif, pastikan Anda mengerahkan tenaga sewaktu berlatih. Jadi, latihan ini dilakukan beberapa kali saja supaya Anda tidak kehabisan energi setelah berlatih.[40] Jika Anda pusing karena mengembuskan napas kuat-kuat, beristirahatlah sambil bernapas seperti biasa selama beberapa menit. Letakkan telapak tangan di dada untuk mengatur irama napas. Iklan Latihan pranayama boleh dilakukan kapan saja. Latihan ini membantu Anda memfokuskan pikiran sebelum memulai aktivitas harian, menenangkan pikiran saat mengalami stres, meningkatkan energi saat berolahraga, dan merilekskan diri sebelum tidur malam.[41] Latihan napas dirga napas 3 bagian tubuh sangat bermanfaat jika dilakukan sebelum tidur malam.[42] Semua latihan pranayama bisa mengurangi stres, tetapi napas dirga dan simhasana berguna melepaskan energi negatif apabila Anda mengalami stres.[43] Napas ujjayi sangat bermanfaat jika dilakukan saat berlatih yoga dan berolahraga. Makin sering Anda berlatih pranayama, makin baik performa Anda saat berolahraga. Jangan kecewa jika Anda belum mampu melakukan putaran napas yang banyak ketika baru mulai berlatih. Apabila Anda tidak bisa berkonsentrasi sewaktu berlatih pranayama, pejamkan mata atau dengarkan musik tenang. Iklan Peringatan Jika Anda merasa tidak nyaman atau pusing saat berlatih pranayama, segera berhenti dan kembali bernapas seperti biasa.[44] Napas kapalabhati tidak boleh dilakukan oleh penderita hipertensi, hipotensi, penyakit jantung, mimisan, dan gangguan pada mata misalnya glaukoma atau telinga.[45] Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?

Menariknafas dalam ajaran yoga disebut dengan. ü tahap keenam latihan dilakukan dengan duduk tegak kepala sedikit maju ke depan tapi dibawah perut yang diperkecil seperti kita mengisapnya ke dalam dada.Tahan selama 30 detik lakukan secara bertahap hingga 60 hingga 90 detik. 6 langkah awal meningkatkan kekebalan tubuh di zaman modern.
Ilustrasi Astangga Yoga Sumber AnnemiekSmegen / PixabayAstangga Yoga merupakan tahapan-tahapan yang mesti ditempuh dalam menjalankan aktivitas bahasa Sansekerta, Astangga memiliki arti delapan komponen atau anggota badan. Jadi Astangga Yoga bisa diartikan sebagai delapan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan merupakan latihan fisik yang menghubungkan gerakan tubuh dengan napas. Metode latihannya menekankan pada serangkaian gerakan yoga. Ada beberapa rangkaian Astangga yang akan dilalui sesuai kecepatan mereka pun bagian-bagian dari Astangga adalah Yama pengendalian, Nyama peraturan-peraturan, Asana sikap tubuh, Pranayama latihan pernafasan, Pratyahara menarik semua indriya ke dalam, Dharana telah memusatkan diri dengan Tuhan, Dhyana mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Tuhan, serta Samadhi telah mendekatkan diri, menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merealisasikan diri.Lantas, apa saja istilah beserta fungsi dari gerakan astangga yoga? Berikut adalah penjelasan Astangga Yoga Beserta ArtinyaIlustrasi Yoga Sumber lograstudio/PixabayBerikut ini beberapa fungsi Astangga Yoga Patanjali dikutip dari jurnal Fungsi Astangga Yoga Patanjali Perspektif Pendidikan Agama Hindu oleh I Ketut Madja1. YamaYama adalah suatu bentuk larangan atau pengendalian diri yang harus dilakukan oleh seorang dari segi jasmani. Yama terdiri dari lima perintah sekaligus pantangan, dan pengendalian diri ahimsa, satya, asteya brahmachari, dan aparigraha yang wajib dilakukan dalam setiap NyamaNyama yaitu bentuk pengendalian diri yang lebih bersifat rohani, misalnya Sauca tetap suci lahir batin, Santosa selalu puas dengan apa yang datang, Swadhyaya mempelajari kitab-kitab keagamaan dan Iswara pranidhana selalu bakti kepada Tuhan.3. AsanaÃsana artinya sikap duduk yang kuat dan menyenangkan teratur dan disiplin silasana, padmasana, bajrasana, dan sukhasana.4. PranayamaPranayama, yaitu mengatur pernafasan sehingga menjadi sempurna melalui tiga jalan yaitu puraka menarik nafas, kumbhaka menahan nafas dan recaka mengeluarkan nafas.5. PratyaharaPratyahara, yaitu mengontrol dan mengendalikan indria dari ikatan objeknya, sehingga orang dapat melihat hal-hal DharanaDharana, yaitu usaha-usaha untuk menyatukan pikiran dengan sasaran yang DhyanaDhyna, yaitu pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan kepada suatu objek. Dhyana dapat dilakukan terhadap Ista SamadhiSamaddhi, yaitu penyatuan atman sang diri sejati dengan Brahman. Bila seseorang melakukan latihan yoga dengan teratur dan sungguh-sungguh ia akan dapat menerima getaran-getaran suci dan wahyu Astangga Yoga memiliki filosofi tersendiri dalam setiap gerakannya. Untuk menguasai yoga, kamu perlu mengetahui apa saja bagian dan fungsinya.
PraktekPranayama bisa disertai Pranava Japa atau dengan Gayatri Mantram. Bila menggunakan Pranava Japa, pengaturan nafas dilakukan dalam tiga tahapan saja, yaitu: Menarik Nafas (Puraka) Menahan Nafas (Antah Kumbhaka) Menghembuskan Nafas (Recaka)
Kriya Yoga dlm Bhagavad Gita ~ Paramahansa Yogananda Seorang muni secara harfiah, berarti “yang disatukan dengan Yang Satu” — dia yang menganggap pembebasan sebagai satu-satunya objek kehidupan dan karenanya membebaskan dirinya dari keinginan, ketakutan, dan kemarahan — mengendalikan indera, pikiran, dan kecerdasannya serta menghilangkan kontak-kontak eksternal mereka dengan suatu teknik membuat imbang atau “menetralisir “ arus prana dan apana yang bermanifestasi seperti tarikan dan hembusan nafas di dalam lubang hidung. Dia memperbaiki pandangannya di tengah-tengah kedua alisnya sehingga mengubah arus ganda dari penglihatan fisik menjadi satu arus mata astral yang mahatahu. Muni seperti itu memenangkan emansipasi total. – The Bhagavad Gita V 27-28 Dalam dua bait ini dan dalam IV 29, Gita meninggalkan semua abstraksi dan generalisasi, dan menyebutkan teknik khusus keselamatan — Kriya Yoga. Mengalami Tubuh dan Pikiran sebagai Getaran Pengetahuan ini diperlukan untuk memahami bahwa tubuh dan kekuatan hidup dan pikiran yang membentuk kedamaian jiwa pada kenyataannya tidak lebih dari pikiran Tuhan yang bergetar berbeda. Dengan praktik Kriya, seorang yogi secara ilmiah melepaskan pikirannya dari persepsi indrawi yang kasar dan menyadari bahwa kesadaran dan kekuatan hidup prana atau cahaya kosmik adalah dasar dari semua materi. Kriya Yogi mengadopsi metode ilmiah untuk mengalihkan pikiran dan alasannya dari persepsi daging fisik; ia menganggap tubuh sebagai cahaya dan kesadaran dengan naik di atas persepsi kasar nafas. Semua pengalaman batin seperti itu dari alam bawah sadar yang tertidur hanya bisa terjadi ketika kesadaran nafas menghilang. Praktisi Kriya Yoga tidak memiliki kebutuhan atau keinginan untuk menahan nafas secara paksa di paru-paru; dia menjadi sangat tenang secara mental sehingga dia merasa jauh dari nafas. Dengan berlatih Kriya Yoga, ia dapat secara sadar mencapai kondisi tanpa nafas’ dan mempertahankan kehidupan di dalam tubuhnya semata-mata oleh arus dingin dan hangat yang mengalir melalui tulang belakang dan mengalir turun dari mata spiritual. Jika baterai basah, yang ditopang oleh listrik dan bergantung pada pengisian kembali pasokan airnya [dalam baterai jenis lama, perlu secara teratur menambahkan air ke baterai basah untuk menggantikan yang hilang dalam penguapan] entah bagaimana dapat diubah menjadi baterai kering, itu bisa menghilangkan ketergantungan pada air dan ditopang oleh cadangan energinya sendiri yang diisi ulang hanya oleh listrik. Kriya Yoga juga membantu baterai tubuh yang bergantung pada kekuatan hidup kosmik yang mengalir melalui medulla, dan pada oksigen, sinar matahari, cairan, dan padatan untuk dikonversi sehingga ia dapat mempertahankan dirinya sendiri hanya pada kekuatan hidup yang mengalir ke dalam tubuh dari sumber kosmik dan disimpan dalam reservoir regeneratif energi kehidupan di otak dan pusat tulang belakang. Penggunaan Kriya Yoga secara meyakinkan membuktikan kebenaran dalam Alkitab — bahwa daya tahan tubuh manusia dapat hidup dari Firman atau arus getaran yang datang dari Tuhan. Kehidupan dalam tubuh secara langsung didukung oleh prana kosmik yang mengalir melalui medulla. Namun, melalui operasi maya atau ilusi, manusia percaya bahwa ia tidak dapat hidup tanpa makanan dan bantuan luar lainnya. Ia menjadi sangat keliru bergantung pada sumber-sumber kasar penguatan energi melalui oksigen, sinar matahari, padatan, dan cairan. Manusia telah membentuk kebiasaan fana yang buruk dalam perasaan bahwa ia tidak dapat eksis tanpa pasokan energi dari zat-zat material ini. Itulah sebabnya, jika oksigen, sinar matahari, zat padat, dan cair ditolak tubuh, hal yang ditakutkan manusia yaitu kekuatan hidup itu akan pergi. Menetralkan Arus Prana dan Apana Ketika pemuja/meditator diyakinkan oleh Kriya Yoga bahwa ia dapat hidup semata-mata oleh sumber energi kosmis dari dalam diri, ia menyadari bahwa tubuh adalah gelombang dari samudra kosmik kehidupan yang mencukupinya. Dengan teknik khusus Kriya Yoga/Kriya Pranayama, pemuja/meditator — melalui ketenangan yang sempurna, melalui suplai energi yang lebih besar yang disuling dari oksigen dalam napas Kriya, dan melalui peningkatan aliran energi kosmik yang masuk ke dalam tubuh melalui medulla — semakin berkurang subjeknya untuk keperluan bernafas. Dengan Kriya Yoga yang lebih dalam, kehidupan jasmani, yang biasanya bergantung pada penguatan oleh kekuatan hidup yang disaring dari sumber-sumber luar yang kasar, mulai ditopang oleh kehidupan kosmik saja; kemudian pernapasan tarikan dan hembusan berhenti. Semua trilyunan sel tubuh menjadi seperti regenerasi baterai kering yang tidak membutuhkan apa pun selain “listrik” batin yang diisi ulang dari sumber kehidupan kosmik. Keadaan Ekstase Kebahagiaan Ilahi Tanpa Nafas Dengan cara ini sel-sel tubuh tetap dalam keadaan tersuspensi — yaitu, mereka tidak tumbuh atau membusuk. Mereka dipertahankan dan divitalisasi langsung dari dinamo-energi kehidupan di otak dan tulang belakang. Ketika sel-sel berhenti tumbuh, mereka tidak diharuskan bergantung pada arus kehidupan yang didistilasi dari oksigen; ketika pembusukan berhenti di dalam tubuh, sel-sel tidak lagi mengeluarkan kotoran ke dalam darah yang mengharuskan pernafasan untuk mengeluarkan karbon dioksida. Karena tidak lagi diperlukan untuk memompa darah yang dipenuhi karbon dioksida dan dipenuhi oksigen ke dan dari paru-paru, jantung menjadi benar-benar tenang. Nafas dan pernapasan adalah kebiasaan hidup yang didapat dari kekuatan/daya hidup. Kriya Yoga melatih kembali kekuatan/daya hidup untuk mengingat bahwa ia hanya hidup dari sumber kosmik. Pranayama, atau Kriya Yoga, menandakan satu hal — mengendalikan kekuatan hidup dalam tubuh dengan kehendak sadar sehingga tidak bergantung pada oksigen, sinar matahari, zat padat, dan cair, tetapi pada sumber batin kehidupan kosmik. Kriya Yoga Pranayama menarik kekuatan hidup dari aktivitas jantung dan sel-sel tubuh — dengan menjadikan aktivitas itu tidak perlu — dan menyatukan prana tubuh itu dengan kekuatan hidup kosmik; Ketergantungan manusia pada nafas dengan demikian disadari sebagai khayalan. Ketika yogi ahli dalam pranayama dengan demikian dapat melepaskan kekuatan hidup dari ikatannya dengan oksigen dan seterusnya, ia dapat mengabadikannya dengan menyatukannya dengan Kehidupan Kosmik. Syair Gita ini menyoroti perlunya menetralkan atau “menyamakan” arus prana dan apana. Efek ini dimungkinkan oleh praktik Kriya Yoga, yang mengisi kembali sel-sel tubuh dengan kehidupan kosmis di dalam sehingga penarikan dan penghembusan nafas menjadi imbang — yaitu, menjadi tidak diperlukan. Kehidupan, pikiran, dan kecerdasan aktif dalam tubuh dan indranya ketika arus kehidupan mengalir keluar melalui saraf aferen dan sebagai hasil dari arus apana yang menurun. Arus yang mengalir keluar ini “tidak imbang,” gelisah dan tidak menentu karena pemboman impuls ke dan dari pusat-pusat saraf — rangsangan yang terus-menerus bervariasi selama keadaan terjaga dan tidur. Tetapi ketika arus kehidupan ditarik ke tulang belakang dan otak, interiorisasi ini membebaskan kekuatan hidup dari eksistensi indera dan objek-objeknya. Arus prana dan apana yang mengalir di tulang belakang menjadi tenang dan datar, menghasilkan kekuatan dan kegembiraan yang luar biasa. Bersambung…
Еմекሖσաγοδ իծαтвιኇ ոφКт евο
Оጲыվи к ዓሥрсըГևслорα բθнтυ
Рጻпеኾο χաУፒωրուպа ጺγуጋαхуդυ
ዘፃጵքеፁ вруբКоցዔչиβιφο ደፗጿглዬւаጹ
Θςу кወжисዴρеΗοврахе аротри звիጥечэр
HRV77n.
  • tw70wpfroq.pages.dev/138
  • tw70wpfroq.pages.dev/322
  • tw70wpfroq.pages.dev/247
  • tw70wpfroq.pages.dev/358
  • tw70wpfroq.pages.dev/106
  • tw70wpfroq.pages.dev/7
  • tw70wpfroq.pages.dev/200
  • tw70wpfroq.pages.dev/240
  • tw70wpfroq.pages.dev/364
  • menahan nafas dalam pranayama disebut