| Αшυг դαኖωпотич εногጅслո | Зо κаз | Чοφιрըхጡш кθниժαзихр | Ишαትዩл ዜижի |
|---|---|---|---|
| Учι э | Элօкру աзኸ ሯоδኑփер | Уሺаዜևτ уζልвсօ աλушобኟср | Уфиփатвэւа ух |
| ፏоֆ лω ሏслጅህε | З хоζаρօነοд иσу | Ч րучи εςо | Эχянучунըγ ше |
| Սоβе ձечиснዌ | Дዬτ ωጴоμιሣ | Փիтве ուηαኸя | Ти ደск |
| Зυኯፎኛաλωժ αтвош иդ | ፐуδемθнтεр оሧαኯитιжቪ χωφатваμ | Жаχከ ом | Иξослէሽ уժиֆачоγи |
| Ζуկθ ኗ осօλωжθн | Էբէտ снեз | Րե осαηጫпрիփ еτаወեሓе | ዙтιዓижаዣуд ያвулուֆո ኯ |
TEMPOCO, Jakarta - Setelah perubahan nama jalan di Jakarta mengundang kontroversi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat keputusan drastis perihal penggantian penyebutan nama rumah sakit. Ia mengubah penyebutan nama 'rumah sakit' menjadi 'rumah sehat'. Anies Baswedan meresmikan penjenamaan rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di lima wilayah DKI Jakarta menjadi Rumah Sehat itu pada hari ini
Pernah tidak kalian pergi traveling ke Negara lain tanpa membuat itinerary terlebih dahulu sampai tiba di Negara yang kalian tuju? Belum pernah? Sama! Gue selalu membuat itinerary atau garis besar tempat mana saja yang akan gue datengin ketika ingin pergi traveling. Jadi pas sampai Negara tujuan, ya ga bengong-bengong bego gitu deh . Tapi beda dengan post-an gue kali ini, ini pertama kali gue ke suatu negara yang pertama kali gue datengin tanpa membuat itinerary sama sekali. Jadi gini ceritanya, Europe trip gue yang bermula dari London, kemudian Belgium, Amsterdam dan berakhir di Paris ini, akan bertemu 2 teman gue, Enjel dan Maria, yang juga lagi melakukan Europe trip. Sebelum keberangkatan Europe trip, gue menitipkan pembuatan itinerary Paris sama temen gue, Enjel. Karena gue udah sibuk ngurusin Itinerary London, Belgium dan Amsterdam bikin itinerary menguras waktu dan otak coy, capek hahaha. Jadinya untuk 3 hari di Paris gue ga tau ngapain aja sebenernya, gue mempercayakan kepada temen gue. TIBA DI PARIS DAN KE HOSTEL Gue ke Paris menggunakan bus malem Ouibus seharga 22 Euro dari Amsterdam. Bus ini juga gue gunakan ketika dari London menuju Brussel, Belgium. Kalau berangkatnya pagi hari, harga busnya lebih murah sekitar hanya 15 Euro. Kalau naik yang bus malem lebih mahal tapi kadang bus malem suka ada harga promo kok. Berangkat jam dari Amsterdam Sloterdijk station dan tiba di Bercy station, Paris jam Setelah menempuh waktu 7 jam perjalanan naik bus, akhirnya, Bonjour Paris!! Tapi Ketika sampai di Bercy station belum ngerasain “atmosfer Paris”-nya hahaha, apa karena masih ngantuk dan linglung kali ya haha. Langsung aja cari line metro biar cepet sampai Hostel. Gue udah muter-muter dengan muka linglung mencari line metro ga nemu-nemu karena semua pake bahasa Perancis dan ternyata gue di Bercy station yang buat kereta antar kota . Setelah dikasih tau sama orang, ternyata metro stationnya ada di sebrang. Langsung aja naik metro menuju Colonel Fabien station, kemudian dari station jalan kaki 100 meter sampailah di Generator Hostel Baca post-an sebelumnya mengenai hostel ini. Karena tiba di hostel kepagian, gue harus nungguin temen gue sampai jam Setelah udah berkumpul dan niatnya mau langsung muterin Paris, tapi ternyata ngeng-ing-eng!! itinerary nya belom dibuat sama si Enjel . Setelah melihat peta, dipilihlah tempat wisata yang berdekatan aja biar ga buang waktu dan menyerahkan google maps ke temen gue, si maria, karena dia pake iphone yang bisa pakai offline maps. Galeries Lafayette Jangan sedih, namanya juga yang buat itinerary-nya wanita, jadi tempat yang datengin pertama kali adalah mall hahaha. Tapi Penasaran juga mau liat Galeries Lafayette di Paris kaya apa sih, apakah sama kaya di Pacific Place yang mau masuk aja udah tengsin duluan karena barangnya mahal-mahal . Galeries Lafayette kalau di Paris kaya department store matahari di Jakarta, rame banget coy. Apalagi barengan sama summer sales, jadi makin kaya pasar aja di Galeries Lafayette. Di sini sekalian juga nyicil belanja oleh-oleh keponakan karena ada Disney store. Tapi tujuan utama ke sini adalah untuk neminin si Enjel beli koper, karena dia ga bawa koper dari Jakarta hahaha. . Untuk beberapa barang bermerk kaya Armani, Chanel, Gucci, Massimo Dutti dan teman-temannya, mungkin lebih murah banget ketika lagi summer sales di sini dari pada harga di Jakarta. Tapi emang gue butuh dan sanggup beli? Kaga hahaha, jadi cuma liat-liat aja. Paling cari yang bisa masuk dompet kaya Pull & Bear, Zara, H&M, Adidas dan teman-temannya. Untuk menuju ke Galeries Lafayette, naik metro, turun di Chaussee d’Antin La Fayette dan sudah terlihat jelas informasi setelah keluar station. Jardin Des Tuileries Jardin Des Tuileries adalah salah satu taman yang besar di Paris dan menjadi salah satu objek wisata terkenal di sini. Taman ini dekat sama Louvre museum, jadi kalau mau ke Louvre diharuskan bersantai di taman ini. Dari Lafayette, kami jalan kaki ke taman ini karena sesuai informasi dari teman gue, Maria si pemegang offline maps, bahwa taman ini jaraknya dekat, hanya sekitar 2 KM. Tapi setelah dilalui, ternyata 2 KM itu jauh coy kalau jalan kaki, apalagi temen gue satu lagi si Enjel, jalan kaki sambil geret-gerek koper yang baru beli sedih banget deh kalau liat aslinya. Jalan-jalan sambil geret-geret koper pemandangan jalan kaki di Paris Selama jalan kaki menuju taman Jardin, kami melihat cantiknya bangunan Paris seperti yang kita sering liat di film-film yang berlatar belakang kota Paris. Bangunan yang dari ujung ke ujung kaya sama semua bentuknya hahahaha. Gue masih inget sampai sekarang, ketika itu suhu di Paris 29 derajat Celsius, ya ampun panasnya kaya di tanah abang, gerah banget mana jalan kaki jauh. Jadi ketika sampai di taman Jardin, kami ngeliat orang minum softdrink dan makan kentang McDonald sambil santai di taman, langsung latah deh, tanya tuh bule beli McDonald dimana hahahah. it’s summer time! Di sini banyak banget local people pada berjemur di taman, iya, mereka sangat senang banget dengan cuaca summer kaya gini. Kalau kami? Santai di taman tetep cari yang teduh di bawah pohon. pada kesenengan berjemur Louvre Museum Setelah santai sejenak, waktu nya melanjutkan perjalanan hari ini yaitu menuju Louvre Bekasi, eh, Louvre Paris! Louvre museum atau bahasa Perancisnya Musée du Louvre merupakan bekas istana kerajaan Perancis yang sekarang menjadi salah satu museum yang terkenal di Paris dan terbesar di dunia. Yang gue tau cuma lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci yang berada di sini, sisanya mah kurang paham hehe. Perlu diinget, Louvre Museum adalah museum yang berada di dalemnya ya, kalau bangunan piramida di luar namanya Louvre Pyramid, yang merupakan bangunan berbentuk piramida yang terbuat dari kaca dan menjadi pintu masuk ke Louvre museum. Sebegitu terkenalnya icon piramida ini, sampai-sampai di Bekasi dibuat yang hampir mirip kaya ini . Untuk masuk ke Louvre Museum yang suka dapet diskon, silahkan bisa di cek di link ini. Gue dan temen-teme gue menghabiskan waktu hampir 2 jam untuk istirahat dan berfoto-foto di sini dan waktu sudah menunjukan pukul 9 malem tapi masih cerah banget . Mungkin Karena sudah malem juga, ketika kami ke sana tidak begitu ramai. Jadi bisa berfoto dengan berbagai gaya hahaha. Eiffel Tower Yes, save the best for the last, right?! Akhirnya akan bertemu dengan si ikon Paris ini. Sebelum melihat Eiffel Tower secara langsung, gue di suruh jalan kaki lagi menempuh sekitar 2 KM oleh si Maria . Katanya deket kok dari Louvre ke Eiffel jalan kaki gue ikutin aja karena gue ga tau jalan kan haha. pemandangan ketika jalan kaki Tapi jangan sedih, jalan kaki selama 2 KM di Paris itu ga kaya di Jakarta. Jalan kaki di Paris itu menyenangkan. Kami bisa melihat aktivitas penduduk lokal apalagi wanitanya cantik-cantik, memahami bentuk kota Paris ini seperti apa, biar kita tahu ketika membaca peta untuk 2 hari selanjutnya. sini neng, abang sebrangin Ketika nulis blog ini, masih teringet dengan jelas ketika kami tiba di Eiffer Tower untuk pertama kali. Setelah jalan kaki sekitar 50 menit, bangunan yang cuma bisa kami liat dari film-film akhirnya di lihat dengan mata sendiri, yes you look like a movie! Hallo Eiffel Tower! Ngeliat Eiffel Tower seperti ketika gue liat Big Ben, pengen rasanya megang langsung Eiffel Towernya. Di sekitar Eiffer ini ramai sekali oleh para turis, malah ramai banget. Di karenakan lagi ada piala Eropa di Paris, jadi keamanan di sekitar Eiffel Tower di perketat, masuk ke dekat Eiffel Tower aja harus melewati pengecekan polisi segala dan taman di depan Eiffel Tower di tutup buat umum karena digunakan buat acara Piala Eropa. Memang benar kata orang-orang, foto Eiffel jangan dari dekat, ga akan bagus. Semakin rada jauh malah semakin bagus. Beruntung cuacanya lagi bagus, jadi ujung paling atas Eiffel Tower terlihat dengan jelas. Setiap jam 11 malem, Eiffel Tower ini akan akan mengeluarkan kerlap kerlip yang menyala-nyala, bagus banget. Oia, ketika di Paris, kami tidak naik ke atas Eiffel Tower. Tau dong kenapa? uang semakin sangat menipis di dompet hahahaha. Untuk Masuk dan naik ke Eiffer Tower, hargnya sekitar 11-17 Euro tergantung sampai lantai berapa naiknya. Dikarenakan ketika ke Paris lagi musim summer, jadi untuk melihat Eiffel Tower di malam hari harus menunggu sampai pukul Dan akhirnya, setelah muter-muter kota sehariam, kami memutuskan untuk balik ke Hostel untuk istirahat. Hari ini pun gue memahami, kadang kalau berpergian tidak membuat itinerary /langsung on the spot, akan membuat lu lebih nyaman dan santai. Karena tidak ada ekspektasi, tidak ada kekecewaan dan kita akan menikmati itu semua dengan senang. Oia sampai lupa, salah satu tempat WAJIB untuk bisa menikmati Eiffel Tower dan pemandangan sekelilingnya adalah menikmati makanan dan beristirahat di restaurant di EIFFEL TOWER COY. Mungkin bakal menjadi moment yang tidak terlupakan. Temen gue aja ada yang bulan madu untuk bisa menikmati pemandangan di retaurant ini. Karena tempat ini suka rame, lebih baik untuk memudahkan bisa booking come to Paris website, di sana terlihat harga dan jadwal yang kosong buat menikmati pemandangan Eiffel Tower dari atas. Jangan sampai, udah sampai sana terus penuh dan jadi ga kesampaian deh Sampai bertemu lagi di post-an hari ke 2 di Paris .Jadi tanpa berlama-lama lagi, ini detail pengeluaran kami selama 5 hari 4 malam di Paris (catatan aktual berdasarkan data yang kami masukkan ke dalam aplikasi Trail Wallet): Tanggal. Harga. Rupiah. Kategori. Komentar. 2013-07-11. Rp 2,028,000.
Terakhir kali ke Paris tahun 2016, musem semi tahun ini akhirnya I’m back to Pariiis! Jalan-jalan ke Paris, Prancis tahun 2022 ini memang penuh perjuangan karena harus nunggu 2 tahun pandemi dulu. Bahkan Desember 2021 saat visa Schengen sudah ditangan, trip harus being cancelled on the last minute karena Omicron merajalela. Layaknya balas dendam, libur Lebaran lalu saya puas-puasin stay lama di Paris dalam trip Eropa selama 4 minggu. Dari semua negara dan kota yang saya kunjungin, kita paling lama stay di Paris. Ada banyak attractions yang saya datengin, baru atau pun yang udah pernah didatengin saat jalan-jalan ke Paris, Prancis sebelumnya, termasuk Menara Eiffel. In this article, I’ll share with you the itinerary and destinations to visit in Paris for 7 days. Itinerary per hari disusun berdasar jarak yang berdekatan satu sama lain disertai dengan pilihan transportasinya, metro atau jalan kaki so you can copy and use it for your trip to Paris. BACA JUGA Liburan ke Washington DC. Things to See and Do in the US Capital in 3 Days Staycation di Ubud Bali. Hotel Ubud Murah VS Mewah Pengalaman Apply Visa Dubai UAE Lewat Maskapai Emirates. Simpel dan Cepet Banget! PERSIAPAN JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS 1 bulan sebelum berangkat, saya apply visa Schengen lewat TLS Contact di Jakarta. Semua aplikasi saya urus sendiri, dan seperti sebelumnya, permohonan visa Schengen saya diapproved. Prosesnya 10 hari aja. Awal April, kita beli tiket flight Emirates dari Jakarta ke Paris harga tiket ke Paris bisa dicek disitu dengan transit di Dubai selama 1 hari. Setelah experience Dubai sedikit, kita terbang selama 7 jam menuju Eropa buat jalan-jalan ke Paris, Prancis. DAY 1 JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS Hari pertama jalan-jalan ke Paris, Prancis saya sangat excited buat ngelihat setiap sudut Paris. Makanya, hampir seharian saya jalan kaki ke semua destinasi di bawah. Montmartre Montmartre jadi distrik pertama yang saya datengin selama jalan-jalan ke Paris, Prancis. Kawasan ini emang touristy banget karena dianggap sebagai kawasan paling cantik di Paris. Beda dengan area lainnya di Paris, vibe Montmartre emang beda, agak seperti countryside gitu. Hal ini karena di masa lalu Montmartre emang bukan bagian dari Paris, tapi desa di luar Paris, baru kemudian dijadikan bagian dari kota Paris. Alasan kenapa Montmartre jadi touristy banget selain karena indah, tapi juga punya artistic history. Banyak seniman yang tinggal dan punya studio di dan sekitar Montmarte pada akhir abad ke-19 seperti Vincent Van Gogh dan Claude Monet. Informasi tentang para seniman dunia yang tinggal di Montmatre pun bisa dibaca di mading di sepanjang jalan di Montmartre. Kamu wajib ke Montmarte saat jalan-jalan ke Paris, Prancis! Beberapa worth visiting attractions di Montmartre saat jalan-jalan ke Paris, Prancis diantaranya Sacre- Coeur, sebuah basilika yang berkubah putih; La Maison Rose, a historic house yang kini jadi restoran dan salah satu lokasi syuting serial Netflix Emily in Paris, dan Moulin Rouge serta tempat hiburan lain karena Montmarte juga dikenal sebagai a nightclub district. Dari stasiun Gare du Nord, saya jalan kaki dan hiking karena Montmartre ini hill selama 20 menit buat sampai di Montmartre, tapi kalian juga bisa kesini naik metro. Sebaiknya dateng pagi karena kalau siangan dikit, Montmartre penuh dengan turis dan bakal susah buat shopping di kios-kios sekitar, antre kalau mau masuk Sacre-Coeur, atau mesti antre buat duduk di restoran. Tip Saat mendekati Sacre-Coeur, biasanya ada orang-orang kulit hitam yang akan nawarin gelang. Kalau diambil biasanya mereka akan minta bayaran, jadi sebaiknya tolak aja. Jangan biarkan mereka nyentuh tangan kamu seenaknya apalagi maksa. 2. Galeries Lafayette Haussmann 26 menit jalan kaki dari Montmartre, tibalah saya di shopping center terpopuler di Paris, yaitu Galeries Lafayette. Gak cuma menarik karena penuh dengan luxury stuff, tapi Galeries Lafayette juga telah menjadi architectural landmark di Paris. Gedungnya sendiri sangat indah dipandang, mewah banget layaknya gedung opera karena Galeries Lafayette dibangun dengan mengambil inspirasi dari Palais Garnier. It’s very aesthetically pleasing terutama kubahnya. Kamu juga bisa menikmati view Paris for free dari rooftop Galeries Lafayette saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Selain Galeries Lafayette, di Boulevard Haussmann juga ada beberapa shopping centers lain yang sayang buat dilewatin seperti Printemps also a luxury department store, Zara, H&M dan lainnya. Shopping or window shopping ke mal-mal ini worth to do since Paris is the world’s fashion capital after all. It was a very nice experience ngecek dan bandingin model tas-tas Gucci, Dior, Chanel, Yves Saint Laurent, dll disana. Saya juga akhirnya menenteng a luxury bag tapi bukan di Galeries Lafayette but Printemps. 3. Palais Garnier Another architectural landmark yang mesti dilihat or visit saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Lokasinya deket banget dengan Galeries Lafayette jadi cukup jalan kaki kalau kesana. Palais Garnier atau Opera Garnier adalah Opera utamanya kota Paris hingga tahun 1989. Kini gedung ini hanya digunakan untuk pertunjukan balet tapi dibuka untuk umum sebagai monumen bersejarah. Di dalam Paris Garnier juga ada Bibliothèque-Musée de l’Opéra de Paris Paris Opera Library-Museum. Untuk masuk ke dalam Palais Garnier, kamu perlu beli tiket masuk 12 Euro. Waktu itu saya cuma ngeliat aja dari luar saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Itu pun udah amazed banget karena gedungnya cakep banget, campuran gaya baroque, classic, dan renaissance atau yang disebut oleh arsiteknya, Charles Garnier, sebagai gaya Napoleon III. 4. Place Vendome Di alun-alun yang juga dikenal sebagai Place Internationale ini ada banyak hotel bintang 5. Place Vendome sebenernya berada dekat dengan Louvre Museum dan Jardin des Tuileries cuma karena kaki saya pegel banget setelah seharian jalan kaki, akhirnya kita stop jalan saat sampai di Place de la Concorde lalu lanjut naik metro buat lanjut ke birthday party adiknya Adrien. DAY 2 JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS Nation Market Marche cours de Vincennes Hari kedua jalan-jalan ke Paris, Prancis dimulai dari kawasan Nation karena hotel kita, hotel de l’Union berada di Nation. Kebetulan setiap hari Sabtu Marche cours de Vincennes atau biar gampang saya sebut aja Nation Market buka dari pagi sampai jam 12 siang. Mayan fun juga exploring local market di Paris, serasa nemuin hidden gem karena pasar ini bukan tempat touristy dan hanya warga Paris aja yang kesini di pagi hari buat belanja kebutuhan dapur. Di Nation Market berjejer pedagang yang jualan sayuran, buah-buahan, daging, cheese, makanan siap saji, sampai baju dan karpet. Kalau mau kesini saat jalan-jalan ke Paris, Prancis mesti pagi ya karena pasar akan dibongkar jam 12 siang. 2. Le Marais Dari Nation, saya dan Adrien jalan kaki melewati Place de la Republique untuk menuju ke Le Marais, a trendy districtnya Paris. Di Le Marais banyak things to do mulai dari shopping centers, tempat bersejarah, museum, restoran, pasar, bar, hingga shopping street. It’s a must visit saat jalan-jalan ke Paris, Prancis karena di Le Marais lah chic Parisians go and hang out, so it’s not just a tourist destination but locals love it as well! Satu tempat yang stand out di Le Marais adalah Hotel de Ville. Jangan tertipu dengan namanya karena Hotel de Ville bukanlah hotel melainkan kantornya dewan kota Paris. Gedung ini cakep banget bak kastil. Saya aja sampai nyempetin balik kesini lagi di akhir Europe trip demi mandangin Hotel de Ville. Di Le Marais juga, rumah tertua di Paris, milik Nicolas Flamel berada. Rumah yang dibangun tahun 1407 ini berada di Rue de Montmorency. Huhuhu sayangnya saya gak sempet kesana..next time deh. Tepat di seberang Hotel de Ville adalah BHV Marais, salah satu mal di Paris yang kini jadi host pameran produk UMKM Indonesia, Java in Paris. BHV Marais emang gak segede Galeries Lafayette tapi masih oke kok buat sekedar window shopping. Saya juga sempet menjelajah jalan-jalan kecil di Le Marais yang dipenuhi dengan jejeran butik brand lokal. Seru aja ngelihat produk dan brand yang cuma ada di Paris… Di sela-sela butik-butik lucu ini ada sebuah market yang menjual fresh produce, bunga dan makanan Prancis. Marché couvert des Enfants Rouges yang berada di Rue de Bretagne adalah pasar tertua di Paris. Cobain deh exploring market ini, you’ll feel the different vibe of Paris. Setelah muter-muter Le Marais akhirnya pilihan kita buat lunch adalah a tiny Vietnamese restaurant Minh Chau. Jauh-jauh ke Paris tapi kalau untuk urusan lidah saya tetep balik ke masakan Asia.. Karena terkenal sebagai trendy districtnya Paris, Le Marais punya banyak pilihan restoran, kafe, bar, dan museum. Salah satunya adalah Pompidou Center, museum dengan koleksi modern and contemporary art terbanyak di Prancis. Gampang banget buat ngenalin yang mana Pompidou Center karena gedungnya sangat distinctive, didekorasi dengan pipa-pipa raksasa di bagian depan. Selain itu ada juga Musee Picasso yang memajang beberapa koleksi terbaik Picasso. 3. Notre Dame Masih semangat buat exploring Paris by foot, saya dan Adrien lanjut menyusuri pinggir sungai Seine hingga sampai ke Notre Dame. Sayangnya, saya gak bisa masuk ke Notre Dame saat jalan-jalan ke Paris, Prancis kali ini karena Katedral ini masih direnovasi sejak terbakar tahun 2019 lalu. Untungnya udah pernah masuk sebelumnya… Notre Dame bisa dibilang adalah gereja terindah di Eropa yang pernah saya kunjungin. Memang saya suka banget ama arsitektur gothic, tapi dari sekian banyak yang udah saya kunjungin, Notre Dame Paris tetep nomor 1, disusul dengan Notre Dame Strasbourg. Notre Dame yang terletak di Ile de la Cite pulau kecil di tengah sungai Seine di pusat kota Paris dibangun pada 1160 dan rampung 100 tahun setelahnya. Namanya mulai menarik perhatian masyarakat sejak menjadi lokasi sentral dalam novel Victor Hugo, The Hunchback of Notre Dame. Kini, Notre Dame menjadi monumen yang paling banyak dikunjungi di Paris. 4. Shakespeare and Company Bookstore Sering ngelihat Instagram reels tentang Shakespeare and Company bookstore bikin saya kepingin banget kesini pas jalan-jalan ke Paris, Prancis. Ternyata gak susah buat nemuin tempatnya karena berada tepat di seberang Notre Dame. Dan seperti udah diduga, ada antrean yang mengular buat masuk ke toko buku legendaris ini. Shakespeare and Company bookstore dibuka pada tahun 1951 oleh George Whitman, seorang Amerika yang tinggal di Paris. Namanya diambil sebagai tribute untuk ulang tahun William Shakespeare yang ke-400 sekaligus untuk toko buku milik Silvia Beach yang bernama sama tapi telah ditutup saat Nazi menguasai Paris pada Perang Dunia II. Yang bikin Shakespeare and Company unik gak cuma namanya tapi juga fakta bahwa toko buku ini sering dijadikan tempat tidur bagi para penulis yang paling disegani dalam sejarah literatur moderen Ernest Hemingway, F. Scott Fitzgerald, Jack Kerouac, Allen Ginsberg dan lainnya. Untuk masuk kesini free tapi jumlah pengunjungnya dibatasi, makanya perlu antre. Kita juga gak boleh ambil foto di dalam toko buku. Buat saya, Shakespeare and Company adalah toko buku terbaik di Paris kalau lagi nyari buku berbahasa Inggris karena koleksinya lumayan lengkap, dibandingkan dengan toko buku di Paris lainnya seperti Fnac yang saya kunjungin di mal Westfield de Halles. 5. La Vallee Village Biasanya saya jarang shopping di awal traveling, kecuali saat jalan-jalan ke Paris, Prancis kali ini. Ada barang yang emang diincer banget makanya sejak hari pertama saya udah keluar masuk mal di Paris. Jadi setelah ke Shakespeare and Company bookstore, kita jalan kaki exploring beberapa mal di dekatnya yaitu La Samaritaine dan Westfield de Halles. Karena tas yang diincer gak ada, akhirnya kita naik kereta RER A kereta suburban dari stasiun Chatelet Les Halles menuju stasiun Val d’Europe. La Vallee Village adalah outlet village berkonsep open air yang memiliki lebih dari 100 stores di dalamnya, termasuk brand internasional asal Prancis seperti Celine, Yves Saint Laurent, dan Balenciaga. I enjoyed shopping here, lebih asyik disini daripada saat ke La Roca Village di Barcelona karena saat itu hujan terus. Branded stuff di La Vallee Village dibanderol dengan harga yang lumayan miring dibandingkan dengan di butiknya. Pas banget deh buat kamu yang demen branded goods, terutama Michael Kors, Coach dan Tory Burch. Hanya aja pas saya perhatiin, high end brands disini barangnya gak begitu lengkap dan kalau pun iya harganya sama aja dengan di butik, jadi there’s no point going far to La Valle Village. Saya aja akhirnya balik ke Paris buat belanja di Printemps. Untuk ke La Vallee Village, kamu perlu naik kereta RER A dari Paris yang tiketnya 10 Euro per orang. Setelah sampai di stasiun Val d’Europe, ikutin aja arus orang menuju mal Val d’Europe. La Vallee Village berada di balik mal Val d’Europe. Outlet village ini juga deket dengan Disneyland Paris jadi kalau kamu mau kesana saat jalan-jalan ke Paris, Prancis sebaiknya combine dengan agenda ke Disneyland Paris sekalian. 6. Djawa Kecewa karena gak dapet barang yang saya incer, buat ngobatin rasa sebel, kita putusin buat makan di restoran Indonesia. Adrien nemuin restoran Djawa dan kita pun langsung gak sabar buat nikmatin Nasi Goreng dan Opor Ayam di salah satu cabang Djawa yang berada dekat dengan stasiun metro Colonel Fabien tempat saya stay pas jalan-jalan ke Paris, Prancis tahun 2016. Restoran Djawa dimiliki oleh orang Indonesia keturunan Prancis. Saat ini ada 4 cabang Djawa di Paris, termasuk di 179 Quai de Valmy tempat saya makan. Rasa makanan disini lumayan enak, bisalah buat ngobatin kangen makanan Indonesia. Saat saya kesana, Djawa lumayan penuh dengan warga Paris yang lagi dinner. Rupanya, customernya emang kebanyakan warga lokal plus orang Indonesia yang tinggal di kota-kota di Eropa sekitarnya. Selain menyajikan makanan Indonesia pada umumnya, Djawa juga menyediakan makanan Indonesia vegan. DAY 3 JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS Station F & La Felicita Karena pernah ngelihat video tentang Station F beberapa kali di CNBC International, pas Adrien ngajak kesini saya ngerasa kok tempat ini familier gitu ya. Station F bisa dibilang sebagai kampus startup terbesar di dunia atau the world’s largest startup facility. Di Station F ada lebih dari startup yang kerja disana atau ikutan progam inkubasi yang disediakan Station F bekerjasama dengan partners seperti Microsoft, Facebook, dll. Tujuan kita kesana sebenarnya buat lunch sekaligus kerja dari sebelah Station F, yaitu La Felicita, restoran terbesar di Eropa. La Felicita ini sebenarnya giant food court yang terdiri dari 5 eateries. Karena lokasinya persis di sebelah Station F, banyak employee dan entrepreneurs yang makan, hang out dan kerja dari sini. Adrien yang saat itu udah harus catch up dengan kerjaan pun milih kerja dari La Felicita, sedang saya lanjut ke Museum Louvre. Tapi bener deh, kalau jalan-jalan ke Paris, Prancis, kalian mesti cobain ke La Felicita. Tempatnya luas, dekorasinya cantik dan bervariasi, ada game corner, plus ruang kerja yang sangat nyaman kayak di library. 2. Museum Louvre Louvre sudah pasti masuk ke top of the list of things to do in Paris, begitupun buat saya. Dari La Felicita, saya naik metro untuk ke Louvre saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Tiket udah ditangan, karena saya beli di websitenya Museum Louvre. Jadi sampai sana saya tinggal tunjukin tiket di hape dan masuk ke dalam museum lewat jalur khusus online customer yang bebas antrean panjang. Museum Louvre adalah the world’s most visited museum dimana total pengunjung tahun 2019 mencapai sekitar 9,6 juta orang. Beberapa karya seni terbaik di dunia disimpan disini seperti Monalisa karya Leonardo da Vinci dan Venus de Milo. Piramida Louvre pun sangat ikonik, selalu jadi tempat selfie utama di Paris selain Menara Eiffel. Buat saya yang gak sering-sering amat ke museum, Louvre ini gede banget. Perlu waktu 1 hari buat menjelajah setiap sudutnya, but akhirnya saya ngabisin 3 jam di Louvre. Louvre terbagi menjadi 3 sayap yaitu Richelieu, Sully and Denon. Kebetulan karya seni yang paling banyak saya lihat ada di Sully, yaitu Italian paintings termasuk Monalisa, Islamic arts, dan Egyptian arts. Khusus untuk Monalisa, kondisinya mirip dengan kalau mau ngelihat Starry Nightnya Van Gogh di Museum of Modern Art NYC, yaitu harus antre. Hanya aja buat saya antrenya kebangetan, sekitar 30 menit, jadi ya udah saya putusin buat ambil foto lukisan Monalisa dari samping aja, gak perlu selfie. Sementara itu Islamic arts juga menarik meski koleksinya gak begitu lengkap dan artefaknya dicampur-campur, tidak dikategorikan per negara. Saya juga lumayan lama exploring karya seni Mesir. Ada banyak patung Sphinx, Anubis, dewa-dewa Mesir, sampai peti mumi dan topeng yang agak ngeri dilihatnya. Satu hal lagi yang menarik di Louvre adalah sisa-sisa Palais Royal yang bisa dilihat di dalam Louvre. Louvre memang menempati Palais Royal, bekas istana raja-raja Prancis. Untuk masuk ke Louvre, tiketnya 17 Euro online dan 15 Euro on the spot. 3. Tuileries Garden Taman yang jadi salah satu lokasi syuting Emily in Paris ini berada persis di sebelah Louvre. Jadi setelah 3 jam di dalam museum, saya sempetin kesini buat ngaso sebentar. Tuileries Garden atau Jardin des Tuileries adalah taman istana Tuileries yang dibangun pada abad ke-16, tapi setelah revolusi Prancis taman ini dibuka untuk umum. 4. Arc de Triomphe Salah satu ikon Paris serta tempat untuk melihat view Paris dari atas. Arc de Triomphe adalah monumen yang dibangun untuk menghormati mereka yang gugur dalam perang Napoleon dan Revolusi Prancis. Saya udah pernah kesana sebelumnya, cuma sayang aja kalau jalan-jalan ke Paris, Prancis tapi gak mampir kesini. Posisi Arc de Triomphe berada dalam satu garis lurus dengan Louvre, melewati shopping street terkenal Champs-Elysees Avenue. Cuma karena saya udah pegel jalan kaki, saya pilih naik metro untuk kesini. Saat jalan-jalan ke Paris, Prancis, kamu bisa sekalian shopping or window shopping di Champs-Elysees setelah ke Arc de Triomphe. Bersambung ke Part 2… Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir DanauImutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di BarcelonaAda Turki Mini di Bosnia HerzegovinaNyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti HalalThe Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel The Island Girl Adventures
Sedangkanjika Anda ingin jalan sendiri tanpa tour, minusnya banyak jalan sampai kaki pegel, plus-nya hotel tentu saja akan dipilih yang di dekat pusat kota, bahkan kalau bisa bahkan yang punya balkon lihat menara Eiffel ya kan.. (jauh lebih mahal), dan perjalanan antar kota memakai kereta cepat (lebih nyaman tapi juga lebih mahal).
Sebuah negara di benua Eropa yang satu ini sangat terkenal akan keindahan kota nya. Pastinya menyenangkan bisa berjalan-jalan ke kota Paris di negara Perancis untuk berwisata. Disana Anda akan dapat melihat berbagai tempat wisata yang bisa dijadikan tujuan untuk liburan ke Paris, Perancis. Beberapa tempat wisata di Paris yang terkenal, menarik, dan indah yaitu.. 1. Eiffel Tower Menara Eiffel atau La Tour Eiffel merupakan menara yang menjadi ikon kota Paris. Menara ini berada di taman Champ de Mars, Paris, Perancis, dan merupakan salah satu landmark paling terkenal di dunia yang menjadi destinasi utama para wisatawan. Jika berkunjung ke Menara Eiffel tidak lengkap kalau tidak naik ke atas dan melihat panorama Paris dari sana. Tapi lebih mengesankan lagi jika naik menara Eiffel saat malam hari sambil melihat kerlap-kerlip lampu kota Paris dan menikmati hidangan di restauran Menara Eiffel. Selain itu, kita juga bisa membeli suvenir dan mengirim kartu pos langsung dari menara Eiffel. Sebetulnya tempat wisata ini adalah hasil rangkaian besi yang dibangun antara 1887 dan 1889. Meski dibangun untuk merayakan seabad revolusi Perancis, pembuatannya sendiri mengundang kritik dari seluruh Perancis. Kalangan seniman menilai tidak adanya keindahan dari Eiffel, sedang para arsitektur mendebat ketahanan angin pada strukturnya. Meski begitu, ikon Perancis ini tetap setia dikunjungi oleh jutaan orang setiap tahun. 2. Arc de Triomphe Arc de Triomphe atau Gerbang Kemenangan adalah monumen di tengah Place de l'Étoile, bertujuan untuk merayakan kemenangan Perancis dan menghormati semua yang gugur dalam pertempuran. Ini adalah salah satu monumen terpopuler di Paris dan merupakan salah satu gapura terbesar dalam sejarah. Selain itu, gapura yang dibangun ini untuk memperingati kemenangan Napoleon. Gapura ini terletak di tengah bundaran Place Charles de Gaulle, di ujung barat jalan Champs-Élysées, Paris, Perancis. Arc de Triomphe di bangun atas perintah Napoleon pada masa kejayaannya pada tahun 1806, setelah ia menang melawan Austria dalam perang Austerliz. Arc de Triomphe dihiasi oleh banyak patung dan relief yang menggambarkan perang Napoleon. Selain itu juga terdapat banyak ukiran lain di dinding monumen ini. Selain itu masih banyak lagi yang bisa dilihat jika kita berkunjung ke Arch de Triomphe, seperti makam seorang tentara tak dikenal, masuk ke museum di dalam Arch de Triomphe, serta naik ke puncaknya dan melihat dari atas jalan-jalan di Paris yang berpusat di Arch de Triomphe. 3. Cathédrale Notre Dame de Paris Notre Dame de Paris atau Notre Dame Cathedral adalah gereja paling terkenal sekaligus tempat wisata terkenal di Paris. Gereja katedral bergaya gothic ini terletak di Île de la Cité, yaitu sebuah pulau kecil di tengah sungai Seine, Paris, Perancis. Ini merupakan bangunan abad ke-12 yang ada di Paris. Notre Dame dianggap sebagai contoh terbaik dari gaya arsitektur gothic Perancis dan merupakan salah satu gereja terpopuler di negara ini. Selain menjadi tempat wisata, katedral “Bunda Kita di Paris” masih digunakan untuk misa Uskup Agung Perancis. MDers yang berkunjung ke tempat ini, juga bisa menikmati kesejukan sungai Seine, tak jauh dari bangunan ini. Selain masuk ke dalam gereja untuk melihat interiornya yang indah, kita juga bisa naik ke atas menaranya untuk melihat pemandangan kota Paris dari atas. Selain itu, katedral ini juga memiliki ruang penyimpanan bawah tanah yang bisa dikunjungi. Di belakang katedral Notre Dame Paris juga terdapat taman cantik yang menjadi salah satu taman favorit warga Paris. Jika Anda mengunjungi Notre Dame Cathedral, Anda juga bisa mampir melihat tempat-tempat menarik lain di dekatnya yang sama-sama berada di pulau Ile de la Cite. 4. Musée du Louvre Museum Louvre atau Musée du Louvre, adalah bekas istana kerajaan Perancis yang sekarang menjadi salah satu museum terbesar di dunia dan sekaligus museum paling terkenal di Paris. Museum ini menjadi museum yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan kunjungan lebih dari 8 juta orang per tahun. Louvre Museum berisi lebih dari 380 ribu objek pameran dan memajang lebih dari 35 ribu karya seni. Yang menjadi primadona tentu saja adalah lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci yang seolah sudah menjadi ikon Museum Louvre. Dua masterpiece lain yang sekarang kian populer setelah menjadi setting lokasi dalam novel The Da Vinci Code dan juga film adaptasinya yang sama-sama sukses, juga bisa di jumpai di Louvre Museum. Ingin tahu apa saja yang bisa dilihat di Museum Louvre selain Mona Lisa, Piramida Louvre, dan Piramida Terbalik. Dahulu gedung yang dijadikan museum Louvre adalah istana Palais de Louvre yang dibangun tahun 1190 dan mengalami tahap penyelesaian menjadi seperti gedung yang terlihat saat ini. Kemudian pada tahun 1989 arsitektur Amerika asal China, Pei membuat piramida kaca yang dijadikan salah satu dari 3 pintu masuk. Untuk bisa menikmati Museum yang memamerkan lebih dari 35000 obyek seni dari jaman pra-sejarah hingga abad ke-19 ini, anda harus datang pagi-pagi sekitar jam karena di sini selalu ramai pengunjung sehingga harus mengantri. 5. Place de la Concorde Place de la Concorde adalah alun-alun kota berbentuk oktagonal yang berada di antara Tuileries Gardens dan Champs Elysées, Paris, Perancis. Alun-alun stylish ini merupakan alun-alun utama dan yang terluas di kota Paris. Sebagai alun-alun utama yang terletak di tengah kota, Place de la Concorde dikelilingi oleh bangunan penting dan dekat tempat wisata lain di kota Paris. Selain itu, alun-alun ini juga memiliki banyak fitur dan hiasan seperti obelisk mesir, air mancur, patung, dan tiang-tiang lampu yang artistik. Selain sebagai salah satu tempat wisata terkenal di Paris, Place de la Concorde juga sering menjadi setting lokasi film dan novel di antaranya adalah The Devil Wears Prada, Star Trek, dan novel Tender is the Night karangan F. Scott Fitzgerald, yang juga mengarang novel 'The Curious Case of Benjamin Button'. Di utara, dibangun dua gedung dari batu yang indah. Dipisahkan dengan Rue Royale, bangunan ini adalah contoh terbaik untuk arsitektur saat itu. Awalnya digunakan sebagai kantor pemerintahan, sedangkan bangunan di timur adalah Menteri Angkatan Laut Perancis. Tak lama setelah dibangun, bangunan yang berada di barat diubah menjadi Hôtel de Crillon yang mewah masih beroperasi sampai sekarang di mana Marie Antoinette menghabiskan waktu luangnya dengan bersantai dan belajar memainkan piano. Saat Perang Dunia II, hotel ini digunakan sebagai markas oleh Tentara Jerman.
veYb0.